10 Spesies Baru Terpopuler 2015
Setiap tahun, sebuah tim internasional ahli taksonomi dari Ilmu Lingkungan dan Kehutanan (Environmental Science and Forestry/ESF) SUNY dari Institut Internasional untuk Eksplorasi Spesies (International Institute for Species Exploration/IISE) memilih 10 spesies paling populer diantara sekitar 18.000 spesies tumbuhan maupun hewan temuan baru yang telah diberi nama, selama setahun sebelumnya.
Untuk 2015, tim tersebut telah mengumumkan 10 spesies populer, salah satunya adalah katak dari Indonesia.
Pemilihan 10 spesies baru terpopuler ini dilakukan sejak 2008, dan dirilis setiap tanggal 23 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Carolus Linnaeus, bapak taksonomi modern. Metode penamaan taksonomi Linnaeus yang dipublikasikan pada pertengahan abad ke-18 menjadi titik awal ‘modern’ penamaan dan klasifikasi tumbuhan dan hewan.
Presiden ESF dan Direktur Pendiri IISE, Dr Quentin Wheeler mengatakan inventarisasi tumbuhan dan hewan dimulai sejak abad ke-18, dan terus berlanjut sampai ditemukannya sekitar 18.000 spesies tambahan setiap tahun.
“Hampir 2 juta spesies yang telah dinamai sampai saat ini mewakili sebagian kecil dari sekitar 12 juta makhluk hidup. 10 juta sisanya, merupakan spesies yang tak tergantikan yang menunjukkan asal-usul kita, cetak biru rinci tentang bagaimana terbentuknya biosfer, dan menjadi petunjuk berharga untuk lebih baik, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil melestarikan makhluk hidup liar. 10 spesies populer adalah pengingat dari keajaiban yang menunggu kita,” kata Quentin.
Para ilmuwan berpikir bahwa kita masih memiliki 10 juta spesies untuk ditemukan, atau lima kali lebih banyak dari yang sudah kita ketahui. Hal itu menjadi pemikiran mendalam yang perlu direnungkan. Padahal pada kenyataanya, lebih banyak lagi makhluk hidup di bumi ini, dan seharusnya hal itu menjadikan kita lebih arif dan bijaksana memikirkan keberadaan kita sebagai manusia.
Berikut adalah 10 spesies baru terpopuler 2015 diurutkan berdasarkan abjad, versi ESF IISE
1. Anzu wyliei (Dinosaurus berbulu, Amerika)
Anzu wyliei adalah kelompok hewan seperti burung, merupakan dinosaurus yang hidup di Amerika Utara. Spesies yang menyerupai Triceratops atau T-rex ini membuat sarang dan mengerami telurnya sampai menetas. Bentuk badannya seperti burung, dengan bulu, tulang berongga, moncong pendek dengan paruh seperti burung beo. Omnivora ini hidup di dataran berawa, yang makan tumbuhan, hewan kecil dan mungkin telur.
Gambar rekonstruksi dari Anzu Wyliei yang hidup 66 juta tahun lalu di sebelah selatan Amerika Utara. Ilustrasi : Mark A Klingler/ Carnegie Museum of Natural History/ESF
Tiga kerangka tidak utuh ditemukan dalam kondisi baik di sebelah utara dan selatan Dakota, di Hell Creek Formation. Karena beberapa spesies famili caenagnathids, dimana Anzu wyliei dikategorikan, berukuran seperti ayam, maka dinosaurus berbulu ini dijuluki ‘ayam dari neraka’. Namun dengan ukuran badan 3,5 m, tinggi 1,5 m dan berat 200-300 kg, dinosaurus berbulu ini bukanlah ayam.
2. Balanophora coralliformis (Filipina)
Tumbuhan ini merupakan parasit akar dari Filipina, berbentuk seperti terumbu karang yang berongga, memanjang dan bercabang, berbeda dengan tumbuhan umbi-umbian serumpun yang tumbuh di atas tanah. Karena tidak berkorofil sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis, tumbuhan ini bersifat parasit yang menyedot nutrisi dari tumbuhan inangnya.
Bentuk cabang dan dan perumbian dari Balanophora coralliformis, tumbuhan yang ditemukan di Gunung Minga, Luzon, Filipina. Foto : P.B Pelser dan J.F Barcelona /ESF
Tumbuhan ini diketahui berjumlah kurang dari 50 spesies, yang semuanya ditemukan hutan berlumut di ketinggian 1.465 – 1.735 mdpl di lereng barat daya Gunung Mingan, Luzon, Filipina. Karena begitu sedikit tanaman ini diketahui, dan ditemukan di daerah sempit yang tidak terlindungi, para ilmuwan yang mengidentifikasnya segera mengkategorikan tumbuhan ini terancam punah (critically endangered).
3. Laba-laba Cebrennus rechenbergi (Maroko)
Laba-laba yang hidup di padang pasir Er Rachidia, Meknès-Tafilalet, Maroko ini bertingkah laku seperti pesenam yaitu berjungkir balik dan berputar cepat melarikan diri ketika dalam keadaan bahaya.
Perilaku berputar dan melarikan diri secara cepat dari laba-laba Cebrennus rechenbergi. Foto : Ingo Rechenberg/Technical University Berlin/ESF
Tetapi hidup di padang pasir, melarikan diri bisa menjadi sia-sia karena tidak ada tempat bersembunyi. Sehingga daripada melarikan diri, laba-laba ini lebih memilih maju ke sumber ancaman, layaknya teori menyerang adalah pertahanan yang terbaik.
Suhu tinggi di padang pasir, bisa berakibat fatal bagi laba-laba jika berperilaku memboroskan energi. Sehingga melarikan diri ala pesenam, diduga merupakan usaha terakhir melarikan diri dari bahaya.
4. Dendrogramma enigmatica (Australia)
Dendrogramma enigmatica dan spesies baru kedua yaitu D. discoids, adalah hewan multisel sangat kecil yang terlihat agak seperti jamur, dengan mulut didasar ‘batang’ dan ujung lainnya dalam bentuk cakram pipih.
Bentuk lateral dan aboral dari Dendrogramma Enigamatica. Foto : Jorgen Olesen/ESF
Identifikasi terbaik menunjukkan bahwa hewan itu terkait dengan filum Cnidaria (ubur-ubur, karang, anemon laut dan hydra) atau Ctenophora (ubur-ubur sisir) atau keduanya. Tapi bentuk evolusi uniknya berbeda dengan filum Cnidaria dan Cthenophora, sehingga bisa dikategorikan sebagai filum yang sama sekali baru. Hewan ini menyerupai fosil dari masa Prakambrium, sehingga mungkin merupakan fosil hidup.
Hewan masih misterius karena sampel spesiesnya masih dikumpulkan untuk dianalisis DNA-nya. Hewan berukuran tangkai sekitar 8 mm dan tudung berukuran 11mm, ditemukan di dasar laut, pada kedalaman sekitar 1.000 meter di perairan selatan Point Hicks, Victoria, Australia.
5. Tawon Deuteragenia ossarium (China)
Tawon berukuran sekitar 15 mm ini ditemukan di Cagar Alam Gutianshan, China timur. Serangg ini mempunyai cara unik untuk melindungi keturunannya, yaitu dengan membangun beberapa sel sarang di rongga batang tumbuhan, yang dipisahkan dinding tanah. Tawon ini membunuh seekor laba-laba yang diletakkan di setiap sel sarang sebagai makanan bagi tawon-tawon mudanya.
Seekor tawon Deuteragenia ossarium betina di habitat aslinya di tenggara China. Foto : Michael Staab/ESF
Setiap kali tawon ini bertelur, kemudian diletakkan di satu sel sarang yang segera ditutup dengan tanah, dan berburu laba-laba untuk sel berikutnya. Tawon ini menjadi hewan pertama yang diketahui menggunakan cara bersarang seperti itu.
Sarang tawon Deuteragenia ossarium dengan laba dan semut mati di dalam sarangnya. Foto : Michael Staab/ESF
Tawon ini memiliki tingkat parasitisme signifikan lebih rendah daripada tawon rongga-bersarang serupa. Kamuflase sarang terbuat dari lapisan bahan kimia yang mudah menguap dari semut mati, sehingga menghindarkan dari pemangsa larva tawon itu karena aromanya.
6. Katak Limnonectes larvaepartus (Indonesia)
Ada satu keunikan tersendiri dari katak Limnonectes larvaepartus yang masuk kategori katak bertaring ini,yaitu melahirkan berudu yang disimpan dalam kolam air.
Katak Limnonectes larvaepartus jantan (kiri) dan betina (kanan) di habitatnya di Gorontalo, Sulawesi. Foto : Jimmy Mcguire/ESF
Sekitar 6455 spesies katak di dunia membuahi telurnya didalam rahim katak betina, kecuali 12 spesies katak diantaranya, termasuk katak L. larvaepartus ini, yang membuahi telurnya diluar alias melahirkan.
Katak Limnonectes larvaepartus jantan memanggil katak betina di sebuah kolam di Gorontalo, Sulawesi. Terdapat berudu katak sejenis di sebelah katak jantan tersebut. Foto : : Jimmy Mcguire/ESF
Spesies dengan ukuaran sekitar 40 mm, ditemukan di Gorontalo, Sulawesi yang belum dieksplorasi jenis katak sepenuhnya untuk. Katak yang hidup hutan alam, sering ditemukan bersamaan 1-5 spesies katak dari genus yang sama. Katak ini ditemukan di atas serasah daun, rerumputan dan substrat berbatu di sungai yang mengalir.
7. Serangga Phryganistria tamdaoensis (Vietnam)
Meskipun bukan serangga terpanjang, Phryganistria tamdaeoensis berukuran sekitar 23 cm ini menjadi bukti kuat bahwa serangga jenis lain mungkin berukuran lebih panjang. Serangga tongkat terpanjang sampai saat ini, masih dipegang olehPhobaeticus chani, dengan ukuaran sekitar 56 cm yang ditemukan di Kalimantan pada 2008.
Ukuran serangga Phryganistria tamdaoensis dibandingkan lengan seorang pria. Foto : Jonatahan Brecko/ESF
Serangga tongkat raksasa ini umum ditemukan di kota kota Tam Dao, Vietnam yang sering dikunjungi oleh banyak ahli entomologi, tetapi ternyata luput dari perhatian sampai sekarang. Serangga ini dinamai sesuai daerah ditemukannya yaitu Taman Nasional Tam Dao di pegunungan di barat laut Vietnam.
8. Siput laut Phyllodesmium acanthorhinum (Jepang)
Siput ini merupakan missing link antara siput laut yang memakan hidroid dan siput laut yang hidup di terumbu karang. Siput laut eksotis dengan warna warni cerah seperti biru, merah dan emas, memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai simbiosis antar spesies dalam genus siput laut tersebut.
Spesies siput laut baru Phyllpdesmium acanthorhinum. Foto : Robert Bolland/ESF
Siput laut ini memiliki banyak tangkai, yang dalam ganggang disebut zooanthellae. Ganggang ini memiliki hubungan simbiosis utama dengan karang yang memberi makan siput laut ini. Siput laut berukuran sekitar 17-28 mm, ditemukan di perairan di pulau-pulau di Jepang.
9. Tillandsia religiosa (Meksiko)
Tumbuhan ini sering dipakai oleh masyarakat di desa Sierra de Tepoztlán, Tlayacapan, San José de los Laureles, dan Tepoztlán di Moreles, Meksiko dalam hiasan altar natal atau nacimientos.
Tumbuhan Tillandsia religiosa di habitat aslinya. Foto : A Espejo/ESF
Tillandsia religiosa ini mempunyai tangkai daun berwarna hijau dan kuncup berwarna merah muda, tumbuh dengan tinggi 1,5 meter di di habitat berbatu di wilayah utara Morelos, Meksiko.
Tumbuhan tidak berbatang dan soliter, serta berbunga pada Desember hingga Maret setiap tahunnya. Tumbuhan ini ditemukan di tebing dan dinding vertikal, atau sekitar pohon berdaun jarum dan pohon ek di hutan dengan ketinggaian 1.800 – 2.100 mdpl.
10. Ikan buntal Torquigener albomaculosus (Jepang)
Para ilmuwan baru-baru ini memecahkan misteri 20 tahun tentang crop circle yang ada di bawah laut dasar dekat Pulau Amami Oshima, Jepang. Lingkaran rumit dengan desain geometris dengan diameter sekitar 2 meter, ternyata dibuat oleh spesies baru ikan buntal, Torquigener albomaculosus.
Seekor ikan buntal jantan Torquigener albomaculosus (kanan) menggigit betinanya (kiri)ketika mereka bereproduksi. Foto : Yoji Okata/ESF
Ikan buntal jantan Torquigener albomaculosus membangun ini sebagai menarik perhatian ikan buntal betina dan sebagai sarang pemijahan, dengan berenang dan menggeliat di pasir dasar laut. Para ilmuwan menemukan pola ganda geometris lingkaran sarang itu berfungsi sebagai perlindungan telur dari predator dan arus laut.
Seekor ikan buntal jantan Torquigener albomaculosus sedang membuat crop circles dari pecahan kerang sebagai tempat pemijahan dan menarik perhatian betinanya.Foto : Yoji Okata/ESF
Pola lingkaran geometris yang dibuat ikan buntal jantan Torquigener albomaculosus jantan. Foto : Yoji Okata/ESF
Fotografer bawah laut, Yoji Okata, yang pertama kali menemukan hal itu. Selanjutnya, tim ahli hewan laut dan kru televisi melakukan ekspedisi untuk merekam fenomena tersebut.
Sumber: 10 Spesies Baru Terpopuler 2015
Keren gan...siputnya...
BalasHapusIYa kren,bgs
HapusMeinding.ane.kalo liat kodok gan hehehehe
BalasHapusKNp merinding?
Hapus